Dipuaskan, Disegarkan dan Dikuatkan !!!


Dalam salah satu buku kumpulan Illustrasi Kristen yang disusun oleh Pdt Ishak Sugianto, tercatat ada sebuah kisah nyata menarik yang berkaitan tentang “Manfaat Khotbah”. Kisahnya adalah sebagai berikut: Pada suatu hari seorang pembaca British Weekly yang terbit di London menulis sebuah surat terbuka, yang isinya jelas ditujukan untuk menyerang para pendeta. Isi surat itu adalah sebagai berikut:“Para pendeta yang terhormat, rupa-rupanya anda merasa bahwa berkhotbah merupakan hal yang sangat penting, sehingga anda menghabiskan waktu yang banyak sekali untuk mempersiapkan khotbah-khotbah tersebut. Saya sendiri adalah pengunjung gereja selama kurang lebih 30 tahun, meskipun harus saya akui kadang-kadang saya tidak terlalu setia, dan barangkali saya sudah mendengar lebih dari 3000 khotbah dalam jangka waktu yang panjang itu. Lalu saya mencoba untuk mengingat-ingat khotbah yang pernah saya dengar, tetapi nyatanya, tidak sebuah khotbah pun yang dapat saya ingat. Oleh karena itu saya benar-benar sangsi apakah khotbah itu memang betul-betul dibutuhkan masyarakat? Bukankah waktu yang demikian banyak terbuang untuk mempersiapkan khotbah itu lebih baik dipergunakan untuk melaksanakan hal-hal lain yang lebih bermanfaat?”

Ternyata surat terbuka itu mengundang banyak sekali reaksi pro dan kontra yang juga dimuat dalam majalah British Weekly tersebut. Akhirnya persoalan ini diakhiri dengan munculnya sebuah surat terbuka yang isinya sebagai berikut: “Tuan yang terhormat, saya telah menikah selama 30 tahun lamanya. Dan dalam jangka waktu yang demikian lama, saya sudah makan 32.850 kali (3 kali sehari), tiba-tiba saya menjumpai bahwa saya tidak dapat ingat lagi sebuah menu yang telah dimasak istri saya itu. Tetapi saya tidak menjadi bingung oleh karena hal itu, sebab nyatanya saya menerima kesegaran fisik dari makanan itu, dan selama 30 tahun lamanya saya merasakan kekuatan tubuh yang baik untuk bekerja tiap-tiap hari. Tanpa masakan istri saya itu, tentu saya sudah lama kelaparan.”

Tentunya kita juga tidak dapat mengingat tiap-tiap khotbah yang pernah kita dengarkan di kebaktian-kebaktian yang pernah kita ikuti. Tetapi hal itu bukan berarti khotbah-khotbah tersebut tidak berguna. Justru sebaliknya, tiap khotbah itu membawa kesegaran rohani yang baru, sebab Firman Tuhan yang diberitakan itu adalah “roti hidup” yang mengenyangkan rohani kita serta memperkokoh iman kita. Kita membutuhkan “roti hidup” itu setiap saat dan setiap waktu, bukan borongan sebulan sekali atau setahun sekali. Oleh karena itulah, adalah disebut berbahagia bagi orang yang senantiasa [setiap saat setiap waktu] haus dan lapar akan kebenaran Firman Tuhan, sebab mereka akan dipuaskan (Mat 5:6). Dan tidak hanya dipuaskan, mereka juga akan dikuatkan. Dikuatkan untuk menghadapi peperangan rohani dan tipu muslihat si Jahat (Ef 6:10-20).

Sebagaimana Yesus mengunakan Firman Tuhan sebagai  ‘senjata’ menghadapi pencobaan dari si Jahat (Mat 4:1-11), lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memiliki sikap haus dan lapar (senantiasa butuh) akan Kebenaran? Apakah hidup rohani kita selalu disegarkan dan dikuatkan oleh Firman Tuhan setiap harinya? Rindukah kita mengalami hidup rohani lebih berkemenangan lagi di tahun yang baru ini?

Tinggalkan komentar